google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PGN Pacu Bisnis Gas Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Advertisement

PGN Pacu Bisnis Gas Ramah Lingkungan Berkelanjutan

30 Juli 2025

 

Direktur Manajemen Risiko PGN Arief Kurnia Risdianto (tengah) saat tampil di forum Young On Top National Conference (YOTNC) ke-15 di Balai Kartini, Jakarta, belum lama ini.


ANTARAsatu.com | JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) terus memperkuat pengelolaan bisnis gas bumi yang ramah lingkungan melalui penerapan tiga elemen utama, yaitu sistem manajemen risiko, pemilihan peralatan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ketiga elemen tersebut dijalankan secara konsisten untuk mendukung keberlanjutan bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir.


Direktur Manajemen Risiko PGN Arief Kurnia Risdianto menyampaikan hal tersebut dalam Young On Top National Conference (YOTNC) ke-15 di Balai Kartini, Jakarta, belum lama ini.


"Kegiatan operasional bisnis gas bumi PGN berdampingan dengan lingkungan di antaranya operasional yang berlokasi di lepas pantai dan jaringan pipa transmisi gas bumi yang melintasi laut," jelas Arief.


Dalam aspek manajemen risiko, PGN melakukan identifikasi dan mitigasi terhadap potensi risiko yang dapat timbul selama pembangunan dan pengelolaan infrastruktur, termasuk pipa lepas pantai seperti SSWJ, KJG, dan TGI. Pendekatan ini bertujuan mengurangi dampak negatif sekaligus memaksimalkan dampak positif dari kegiatan operasional yang menyentuh aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.


PGN juga telah mengintegrasikan prinsip Environmental, Sustainability Social, dan Governance (ESG) ke dalam manajemen risiko perusahaan. Secara global, penerapan manajemen risiko ESG PGN diakui melalui perolehan skor ESG Risk Rating sebesar 20,2, tertinggi di antara perusahaan infrastruktur gas dunia dalam kategori kapitalisasi pasar US$2,0–US$2,8 miliar.


Pada aspek peralatan, PGN memilih teknologi berkualitas tinggi yang sesuai standar agar operasional berjalan aman dan minim dampak lingkungan. Perusahaan juga melakukan pemeliharaan rutin guna menjaga keandalan peralatan sekaligus mencegah potensi bahaya besar.


PGN turut mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk menyesuaikan diri dengan dinamika energi masa depan. Peningkatan teknologi menjadi bagian dari langkah preventif agar operasional PGN tetap sejalan dengan prinsip keberlanjutan.


Elemen ketiga dalam pengelolaan bisnis PGN adalah pengembangan SDM secara berkelanjutan. Perusahaan menjalankan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi di bidang energi bersih, teknologi digital, serta manajemen risiko operasional.


"Secara rutin, kami menerapkan training dan safety culture yang baik untuk menciptakan operasional PGN yang safety dan ramah lingkungan," ungkap Arief.


Hingga 2024, rata-rata jam pelatihan karyawan PGN meningkat 72% menjadi 69 jam per orang (PGN standalone), dengan fokus utama pada upskilling berbasis keberlanjutan. Arief menambahkan, kesehatan, keamanan dan lingkungan merupakan aspek yang saling terkait dan menjadi pondasi dalam membentuk ekosistem kerja yang aman.


"Kesehatan, keamanan dan lingkungan adalah aspek yang saling berkaitan, sehingga dengan SDM yang selalu menanamkan tiga aspek tersebut, menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan," ujar Arief.


PGN mencatatkan 44.472.719 jam kerja aman dengan total kumulatif 490.585.951 jam kerja aman sepanjang 2024. Perusahaan juga mempertahankan sertifikasi ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan dan ISO 45001 untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


Dari sisi komoditas utama, gas bumi dinilai memiliki peran penting dalam menekan emisi karbon. Dibanding minyak bumi dan batu bara, gas bumi menghasilkan emisi yang lebih rendah, yakni sekitar 450–550 gram CO₂ per kWh, sedangkan minyak bumi 700–900 gram CO₂ per kWh dan batu bara 600–1.100 gram CO₂ per kWh.