google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pelindo Bidik Penurunan 80% Insiden Kerja di Pelabuhan dengan Penerapan CSMS

Advertisement

Pelindo Bidik Penurunan 80% Insiden Kerja di Pelabuhan dengan Penerapan CSMS

10 Oktober 2025

 

Aktivitas bongkar-muat di Pelabuhan Belawan, Medan, beberapa waktu lalu.


ANTARAsatu.com | SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) menargetkan penurunan hingga 80% insiden kerja di lingkungan pelabuhan melalui penerapan Contractor Safety Management System (CSMS). Langkah ini diambil untuk memperkuat tata kelola keselamatan berbasis risiko dan membangun budaya kerja aman di seluruh lini operasional pelabuhan.


Direktur SDM SPMT Edi Priyanto mengatakan, mayoritas insiden kerja di pelabuhan disebabkan oleh aktivitas eksternal seperti kontraktor, perusahaan bongkar muat (PBM), dan koperasi tenaga kerja bongkar muat (TKBM).


"Pelindo menginisiasi kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh mitra eksternal untuk memperkuat kepatuhan dan budaya keselamatan kerja di semua lini operasional pelabuhan," ujar Edi dalam Kick Off Implementasi CSMS di Kantor Pelindo Regional 3, Kamis (9/10).


CSMS merupakan sistem manajemen yang memastikan seluruh kontraktor mitra Pelindo memiliki dan menerapkan standar Health, Safety, Security and Environment (HSSE). Program ini bertujuan meminimalkan risiko kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan dampak lingkungan melalui mekanisme evaluasi dan pengawasan terpadu.


Kegiatan Kick Off Implementasi CSMS tersebut melibatkan PBM, TKBM serta regulator dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, dan Kantor Kesyahbandaran & Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak. Acara ini menjadi tonggak penting bagi Pelindo Multi Terminal dalam memperkuat komitmen terhadap penerapan standar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di seluruh wilayah operasional.


Sebagai proyek percontohan pertama di lingkungan Pelindo Group, CSMS akan diterapkan di Branch Jamrud Nilam Mirah sebelum diadopsi ke sejumlah cabang pelabuhan lain. Pelindo juga membentuk Safety Committee di lokasi tersebut untuk mengawasi dan mengendalikan aspek HSSE serta menjadi motor penggerak budaya keselamatan kerja.


Implementasi CSMS diawali dengan peningkatan kompetensi SDM melalui skema Creating Shared Value (CSV), disusul dengan sertifikasi berbasis Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Langkah ini memastikan tenaga kerja di pelabuhan memiliki kompetensi teknis dan pemahaman K3L yang sesuai standar nasional.


Kepala Seksi Norma K3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Warga Bagus Pribadi mengapresiasi komitmen Pelindo dalam memperkuat budaya keselamatan kerja.


"K3 merupakan aspek krusial di pelabuhan yang berisiko tinggi. Penerapan CSMS sangat mendesak untuk menekan angka kecelakaan kerja," ujarnya.


Sementara itu, Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut KSOP Utama Tanjung Perak Hendro Cahyono menegaskan, kolaborasi antara regulator, operator, dan mitra kerja dalam menciptakan pelabuhan yang aman merupakan hal yang sangat penting. Ia menilai CSMS akan menjadi fondasi kuat dalam memperkuat tata kelola keselamatan kerja di seluruh wilayah Pelindo Group.


Dengan penerapan sistem ini, Pelindo berharap terciptanya budaya HSSE yang konsisten dan berkelanjutan di seluruh lini pelabuhan. Sekaligus memastikan setiap mitra kerja beroperasi sesuai standar keselamatan yang berlaku nasional maupun internasional.