Para siswa SMA Negeri 5 Medan.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan menerapkan sistem lima hari sekolah mulai tahun ajaran baru 2025. Kebijakan ini berlaku untuk jenjang SMA, SMK dan SLB yang berada di bawah kewenangan provinsi.
"Kami sudah melaksanakan langkah-langkah untuk mempersiapkan implementasi kebijakan ini," ungkap Alexander Sinulingga, Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Jumat (4/7).
Langkah-langkah tersebut seperti membuat kajian akademik, diskusi internal dan sosialisasi, dalam beberapa bulan terakhir. Dinas Pendidikan juga telah menyelenggarakan survei publik dan pelatihan teknis bagi para guru serta kepala sekolah.
Sistem pelaporan dan pemantauan pun telah dikembangkan sebagai bagian dari aktivitas pengawasan. Pada awal penerapan, kebijakan ini dipastikannya akan diperhatikan Dinas Pendidikan secara intens.
Sejumlah provinsi di Indonesia tercatat sudah lama menerapkan kebijakan ini. Kebijakan ini telah diterapkan antara lain oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, sejak 2017.
Pemprov Sumut meyakini kebijakan ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kebijakan ini juga memberi lebih banyak waktu bagi siswa untuk berkegiatan non-akademik dan pengembangan diri.
Dengan hanya lima hari bersekolah dalam seminggu, siswa dan orangtuanya juga memiliki lebih banyak kesempatan untuk bersama. Baik itu untuk berwisata atau kegiatan positif lain bersama keluarga.
Alexander mengatakan, Pemprov Sumut berharap pemerintah kabupaten dan kota di wilayahnya mengkaji kemungkinan kebijakan ini diterapkan di jenjang SMP ke bawah. Terlebih, kebijakan itu tercatat sudah diterapkan beberapa kabupaten dan kota, seperti Magelang, Parepare, Kediri, termasuk Medan.
Selain sistem lima hari sekolah, lanjut dia, Pemprov Sumut juga akan segera merealisasikan program sekolah gratis dan pembangunan sekolah unggulan. Sebanyak lima sekolah unggulan ditargetkan berdiri di berbagai wilayah, termasuk Kepulauan Nias.
Dalam pelaksanaannya, pemprov akan membangun sekolah-sekolah unggulan secara bertahap, yakni satu sekolah setiap tahun. Program ini diharapkan menjadi simbol peningkatan mutu pendidikan di Sumut.