Ilustrasi.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik menguat ke zona hijau pada menit-menit akhir perdagangan, Selasa (16/12), setelah sepanjang mayoritas sesi bergerak di area merah. IHSG ditutup naik 0,43% ke level 8.686,469, meski sempat terperosok hingga menyentuh level terendah harian di 8.611.
Penguatan IHSG terjadi di tengah tekanan kuat dari pasar regional Asia yang mayoritas melemah. Sepanjang perdagangan, IHSG tidak mampu sepenuhnya melawan tekanan sentimen global, namun dorongan beli menjelang penutupan membuat indeks berbalik arah.
Tekanan terhadap pasar saham domestik juga datang dari pelemahan nilai tukar rupiah. Pada perdagangan hari ini, rupiah ditransaksikan melemah di kisaran Rp16.685 per dolar AS, yang turut membebani pergerakan aset berisiko, termasuk saham.
Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan pergerakan IHSG hari ini sangat dipengaruhi dinamika pasar keuangan regional Asia.
"Secara keseluruhan, kinerja pasar keuangan domestik masih sangat dipengaruhi oleh arah pergerakan pasar di kawasan Asia," ujarnya di Medan.
Pelemahan rupiah sejalan dengan kenaikan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang meningkat ke kisaran 4,17% pada sesi perdagangan Asia. Sementara itu, indeks dolar AS (USD index) terpantau relatif stabil dan nyaris tidak bergerak jauh dari level 98,2.
Di sisi lain, harga emas dunia mengalami koreksi teknikal setelah sebelumnya bertahan di atas level US$4.300 per ons troi. Tekanan jual muncul menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat pada malam hari.
Gunawan menjelaskan, pergerakan harga emas masih sangat bergantung pada hasil data ketenagakerjaan AS. Jika tingkat pengangguran meningkat dan data serapan tenaga kerja di luar sektor pertanian melemah, harga emas berpeluang kembali menguat.
Saat ini, emas dunia ditransaksikan di kisaran US$4.275 per ons troi atau setara sekitar Rp2,3 juta per gram.
