google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Penguatan HARGA EMAS Berlanjut, Tembus Level US$4.340 di Tengah Gejolak Pasar

Advertisement

Penguatan HARGA EMAS Berlanjut, Tembus Level US$4.340 di Tengah Gejolak Pasar

15 Desember 2025

 

Ilustrasi.


ANTARAsatu.com | MEDAN - Harga emas dunia melanjutkan penguatan dan menembus level US$4.340 per ons troi atau setara sekitar Rp2,33 juta per gram pada perdagangan Senin (15/12). Penguatan harga emas terjadi di tengah gejolak pasar keuangan global serta pelemahan sejumlah aset berisiko.


Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan, harga emas masih bergerak solid di tengah tekanan pasar saham dan nilai tukar. Menurutnya, emas kembali berperan sebagai aset lindung nilai ketika volatilitas pasar meningkat.


Namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru bergerak melemah pada perdagangan hari ini. IHSG ditransaksikan dalam rentang 8.622 hingga 8.720 sebelum akhirnya ditutup turun 0,13% di level 8.649,662.


Gunawan mencatat IHSG sempat bergerak anomali dengan berada di zona hijau ketika mayoritas bursa saham Asia justru melemah. Namun pada menit-menit terakhir perdagangan, IHSG terseret arus pelemahan bursa Asia dan berakhir di zona merah.


Sejumlah saham berkapitalisasi besar turut menekan IHSG, di antaranya BUMI, BRPT, ANTM, TLKM, hingga UNTR. Tekanan terhadap indeks semakin besar menjelang penutupan perdagangan.


Selain faktor saham, pelemahan nilai tukar rupiah turut membebani kinerja IHSG. Pada sesi penutupan, rupiah ditransaksikan melemah di kisaran Rp16.660 per dolar AS.


Gunawan menjelaskan, pelemahan rupiah terjadi di tengah menantinya pasar terhadap keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia pada pekan ini. Meskipun suku bunga acuan diproyeksikan tetap stabil, tekanan eksternal masih cukup kuat.


Tekanan terhadap rupiah juga berasal dari pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang memberi sinyal hawkish terhadap kebijakan moneter pada 2026. Sinyal tersebut memicu kehati-hatian pelaku pasar terhadap aset di negara berkembang.


Meski demikian, Gunawan menilai pelaku pasar ke depan tetap akan menjadikan rilis data ekonomi Amerika Serikat sebagai acuan utama. Oleh karena itu, sikap hawkish The Fed belum sepenuhnya menjadi dasar arah kebijakan moneter secara menyeluruh.


Di sisi lain, kondisi tersebut justru memberikan dukungan tambahan bagi harga emas. Pada perdagangan sore, harga emas dunia bertahan menguat di level US$4.340 per ons troi atau setara sekitar Rp2,33 juta per gram.