google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pengangguran AS Naik Jadi Berkah, Emas dan Rupiah Langsung Melonjak

Advertisement

Pengangguran AS Naik Jadi Berkah, Emas dan Rupiah Langsung Melonjak

21 November 2025

 


ANTARAsatu.com | JAKARTA - Kenaikan tingkat pengangguran Amerika Serikat menjadi 4,4% pada September justru memantik lonjakan harga emas dan penguatan rupiah pada awal perdagangan Jumat (21/11). Pelemahan pasar tenaga kerja tersebut meningkatkan spekulasi bahwa The Federal Reserve berpeluang memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat.


Data ekonomi AS yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintah yang dirilis kemarin langsung menekan kinerja bursa Wall Street. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turut melemah dan turun di bawah 4,1%, mencerminkan meningkatnya ekspektasi pelonggaran moneter.


Kondisi itu berbalik menjadi katalis positif bagi harga emas. Pada sesi perdagangan pagi, emas dunia naik ke US$4.080 per ons troy, sementara harga emas domestik kembali bergerak di kisaran Rp2,2 juta per gram.


Sentimen penguatan emas didorong spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember. Selain itu, pasar masih menantikan sejumlah rilis data ekonomi AS berikutnya yang berpotensi mengubah ekspektasi pelaku pasar terhadap arah kebijakan moneter.


Lonjakan pengangguran terbaru dianggap sebagai sinyal awal pelemahan kondisi ekonomi. Menurut Gunawan Benjamin, Ekonom UISU, perkembangan data ekonomi lanjutan dari AS akan sangat menentukan pergerakan aset keuangan global dalam beberapa pekan ke depan.


Pelemahan pasar tenaga kerja AS juga memberikan dorongan bagi rupiah. Pada perdagangan pagi, rupiah diperdagangkan menguat tipis di Rp16.720 per dolar AS, dan diproyeksikan bergerak dalam rentang Rp16.690–Rp16.750 hingga akhir pekan.


Sementara itu, IHSG sempat bergerak melemah setelah dibuka di 8.403, tetapi kembali menguat dalam rentang 8.380–8.430. Pasar saham domestik turut mendapat angin positif dari ekspektasi ruang pelonggaran suku bunga global yang semakin terbuka.