google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Harga Emas Tertekan Sinyal Damai Ukraina-Rusia, Pasar Global Berubah Arah

Advertisement

Harga Emas Tertekan Sinyal Damai Ukraina-Rusia, Pasar Global Berubah Arah

29 Desember 2025

Ilustrasi.

ANTARAsatu.com | MEDAN - Harga emas dunia tertekan menjelang penutupan tahun 2025 setelah muncul sinyal membaiknya hubungan Ukraina dan Rusia. Emas global ditransaksikan melemah ke level US$4.472 per ons troy atau sekitar Rp2,42 juta per gram, Senin (29/12).

Tekanan harga emas muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan adanya progres positif dalam upaya perdamaian Ukraina–Rusia. Sinyal tersebut memicu perubahan arah pasar global karena meredanya risiko geopolitik.

"Sentimen geopolitik menjadi faktor utama pelemahan emas. Meredanya ketegangan membuat investor mulai mengurangi permintaan terhadap aset lindung nilai,"  ungkap Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin di Medan.

Di sisi lain, pasar saham domestik bergerak berlawanan dengan mayoritas bursa Asia. Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat 1,32% ke level 8.650,193, meski bursa Asia lain justru berada di zona merah.

Penguatan IHSG tidak didukung rilis data ekonomi utama. Kenaikan indeks lebih ditopang saham BUMI, ANTM, BRPT, BMRI, dan AMMN.

Kinerja IHSG yang menguat juga tidak sejalan dengan pergerakan nilai tukar. Rupiah justru ditransaksikan melemah ke level Rp16.780 per dolar AS.

Padahal, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turun ke level 4,114%. Indeks dolar AS juga bergerak sideways dan cenderung melemah di kisaran level 98.

Gunawan menyebut secara fundamental rupiah memiliki ruang untuk menguat. Namun, tekanan kebutuhan dolar AS menjelang akhir tahun masih membatasi pergerakannya.

Ia menilai perubahan arah pasar global saat ini dipicu kombinasi meredanya risiko geopolitik dan dinamika akhir tahun. Kondisi tersebut membuat pergerakan emas, saham dan mata uang bergerak tidak searah.