Salah satu dapur MBG di Kota Medan.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Sumut menargetkan pendirian 200 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi untuk program MBG pada 2025. Hingga kini sudah beroperasi 77 dapur dari total target 1.700 unit di seluruh kabupaten dan kota.
"Perkembangan pendirian SPPG di Sumut berjalan cepat dan lancar, tetapi membutuhkan kerja sama seluruh stakeholder dan peran Forkopimda," ungkap Plt. Kepala Dinas Kominfo Sumatera Utara Porman Juanda, Selasa (12/8).
Pemprov Sumut mendorong seluruh pihak terkait untuk memerkuat kolaborasi dalam mempercepat pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Upaya ini menjadi bagian dari strategi besar untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak secara merata.
Selain memberikan makanan bergizi gratis (MBG), program MBG juga disebut membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Banyak ibu rumah tangga kini terlibat sebagai tenaga kerja di dapur SPPG.
Porman menegaskan, MBG merupakan modal bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Persiapan menuju generasi emas harus dimulai dari sekarang, bukan mendekati tahun 2045.
Program ini memiliki dasar hukum yang kuat karena sudah disertai naskah akademik sejak belasan tahun lalu. Pelaksanaannya di Indonesia juga mengikuti praktik serupa di berbagai negara.
MBG, kata dia, telah diterapkan di 105 negara dengan berbagai model pelaksanaan. Beberapa negara bahkan memulainya sejak puluhan tahun lalu.
Porman menyebut Indonesia tertinggal jauh dibandingkan Inggris yang lebih dulu menjalankan program serupa. India yang pendapatan per kapitanya hanya setengah dari Indonesia juga sudah memulai program ini sejak tiga dekade lalu.
Di Sumut, kata dia, setiap dapur SPPG dapat melayani sekitar 3.000 anak setiap hari. Anggaran yang dibutuhkan per dapur diperkirakan mencapai Rp10 miliar per tahun.
Pemprov memerkirakan MBG dapat mendorong perputaran ekonomi daerahnya hingga Rp17 triliun. Dampak ini mencakup sektor produksi pangan, distribusi dan tenaga kerja lokal.
Program ini dipandang mampu meningkatkan kualitas gizi anak sekaligus menurunkan angka stunting. Manfaat ekonomi juga dirasakan langsung oleh masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan dapur SPPG.