Ilustrasi.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Program Lansia Berdaya di Sumut menghadapi kendala teknis dalam sistem digital, termasuk belum berfungsinya maksimal fitur aplikasi GO Lantang. Hal ini mengganggu proses pelaporan Sekolah Lansia dan pencatatan pemeriksaan kesehatan lansia yang menjadi target Quick Win.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Fatmawati mengungkapkan, meski capaian program Tamasya di Sumut telah melampaui target (1.129 ayah atau 260,1%), implementasi program Lansia Berdaya masih menemui hambatan.
"Belum ada penguatan materi untuk pengelola program di tingkat provinsi dan PKB sebagai pelaksana Sidaya di lapangan. Model pencatatan dan pelaporan Sidaya juga belum tuntas," katanya, Senin (4/8).
Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Togap Simangunsong mengatakan, sinergi lintas sektor untuk mendukung program Bangga Kencana dan penurunan stunting harus dilakukan. Setiap stakeholder pemerintah terkait tidak boleh bekerja dalam sekat sektoral, tetapi tetap melalui gerakan terintegrasi berbasis keluarga, secara bersama.
Program ini, menurut Togap, vital untuk menyiapkan SDM unggul sejak hulu hingga hilir. Mulai dari ibu hamil, anak usia dini, hingga lansia, untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
Dia juga mendorong implementasi masif Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dengan pendekatan bantuan gizi dan pendampingan berkelanjutan.
Togap juga menyoroti perlunya eksekusi konsisten Program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Unggul dan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di seluruh penitipan anak milik pemda. Selain itu, pembentukan Konsorsium Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) Maju pun dinilai krusial untuk memerkuat peran ayah dalam ketahanan keluarga.
Program Sidaya bagi lansia juga harus dipastikan berjalan karena penghormatan kepada lansia adalah cerminan peradaban," tegasnya.