google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Tapanuli Utara Siapkan Satgas Desa Hadapi Ancaman Karhutla

Advertisement

Tapanuli Utara Siapkan Satgas Desa Hadapi Ancaman Karhutla

20 Juli 2025

 

Pemadaman api di kawasan hutan Hutaginjang, Tapanuli Utara, Sumut, Kamis (17/7).


ANTARAsatu.com | TAPUT - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menyiapkan pembentukan Satuan Tugas Desa untuk menekan risiko kebakaran hutan dan lahan. Upaya ini digagas sebagai respons atas meningkatnya potensi karhutla dalam sebulan terakhir.


Wakil Bupati Tapanul Utara (Taput) Deni Lumbantoruan mengatakan daerahnya telah menggelar rapat koordinasi lintas sektor di Aula Kantor Bupati pada Jumat (18/7) lalu. Seluruh unsur Forkopimda, kepala dinas, camat, BPBD dan KPH hadir membahas strategi teknis dan jangka panjang.


"Pemerintah akan membentuk Satgas Desa untuk memerkuat langkah pencegahan," kata Deni, Minggu (20/7).


Langkah pembentukan satgas ini ditargetkan mencakup semua kecamatan di wilayah Taput. Pemerintah daerah mendorong agar kepala desa proaktif menyosialisasikan larangan membuka lahan dengan cara dibakar.


Kepada para camat juga telah diminta untuk melakukan pengawasan aktif terhadap aktivitas warga di wilayah rawan. Kepala desa pun sudah diminta segera mengeluarkan surat edaran tentang larangan membakar hutan dan lahan.


Potensi karhutla, lanjut Deni, juga dapat ditekan dengan melakukan edukasi masif dan keterlibatan aparatur dari tingkat terbawah. Untuk itu, Pemkab Taput mendorong penggunaan media sosial, radio lokal, hingga tokoh agama dan influencer sebagai saluran kampanye anti-karhutla. 


"Gerakan sosialisasi harus menjangkau masyarakat luas melalui semua kanal informasi," imbuhnya.


Upaya lain yang dilakukan, sambung dia, adalah mengoptimalisasi peran Tim Reaksi Cepat dan personel BPBD. Dalam upaya ini, deteksi dini serta kecepatan respons lapangan menjadi kunci utama penanganan awal kebakaran.


Pemkab Taput pun telah menginstruksikan pelaksanaan simulasi dan pelatihan pencegahan dan penanganan kebakaran bagi seluruh pihak. Simulasi itu diperlukan agar semua stakeholder siap menghadapi potensi kebakaran yang bisa terjadi sewaktu-waktu.


"Peralatan pemadam kebakaran juga harus terus dilengkapi dan dicek rutin," ujarnya.


Satpol PP pun, menurut Deni, sudah diminta menyiapkan hydrant di sejumlah titik strategis. Sementara Dinas Lingkungan Hidup diarahkan untuk menanam tanaman tahan api sebagai bentuk rekayasa ekologis di area rentan.


Wabup menegaskan, langkah mitigasi karhutla makin mendesak mengingat sejumlah titik kebakaran sempat terpantau dalam sebulan terakhir di Tapanuli Utara. Beberapa kasus terjadi di Kecamatan Pangaribuan dan Garoga yang menyebabkan kerusakan lahan cukup luas.


Data BPBD Tapanuli Utara mencatat lebih dari 15 hektare lahan di daerahnya terdampak kebakaran selama Juni hingga pertengahan Juli. Lahan tersebut didominasi semak belukar dan hutan rakyat.