ANTARAsatu.com | TOBA - Persiapan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Danau Toba bergerak cepat. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan serta tujuh bupati dan Sekda Sumut menggelar rapat bersama di Institut Teknologi Del, Balige, Kabupaten Toba, Sabtu (12/7).
Rapat difokuskan pada kajian strategi percepatan administrasi, lahan, dan kesiapan investasi serta pengembangan industri, pariwisata, dan perdagangan di kawasan Danau Toba. DEN merencanakan KEK sebagai pendorong investasi, optimalisasi ekspor-impor, dan percepatan pembangunan daerah.
Dalam rapat, kabupaten dan kota di kawasan ini diminta menyusun rencana bisnis yang memperkuat kekhasan lokal seperti pariwisata, olahraga, pertanian, energi, serta pendidikan dan kesehatan.
Sekda Sumut Togap Simangunsong menegaskan, penataan Danau Toba bukan sekadar infrastruktur, melainkan upaya menjaga warisan alam dan budaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dia juga memastikan Pemprov Sumut tengah menyiapkan dokumen dan lahan serta mengoordinasikan pengajuan KEK ke Dewan Nasional KEK. Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) menambahkan, setiap daerah memiliki potensi berbeda dan harus menyelaraskan rencana usaha lokal dengan dukungan infrastruktur dan kelembagaan dari pemerintah pusat.
"Mari kita dukung bersama. Bila terwujud hasilnya akan dirasakan masyarakat kita, lapangan kerja terbuka, investasi meningkat, perekonomian pun tumbuh," ujar LBP.
Data dari BPS mencatat, kunjungan wisatawan asing ke Sumut menunjukkan tren positif, dengan 178.575 kunjungan sepanjang Januari–November 2023. Angka itu naik hingga 223% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut banyak didorong event olahraga di Danau Toba dan sekitarnya. KEK Danau Toba diharapkan tidak sekadar memperpanjang masa tinggal turis, tetapi memberi dampak nyata bagi ekonomi lokal, lapangan kerja, dan citra global Danau Toba.