google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Api Menggila di Hutaginjang, Wabup Taput Turun Langsung Atasi Kebakaran

Advertisement

Api Menggila di Hutaginjang, Wabup Taput Turun Langsung Atasi Kebakaran

17 Juli 2025

 

Wakil Bupati Taput Deni Lumbantoruan mengamati kondisi kebakaran.


ANTARAsatu.com | TAPUT - Asap tebal mengepul dari lereng perbukitan Hutaginjang, Kecamatan Muara, Kamis (17/7) siang, menyelimuti kawasan hutan dan mengancam pemukiman warga. Kobaran api menjalar cepat dipicu angin dan kekeringan yang melanda wilayah Tapanuli Utara.


Wakil Bupati Tapanuli Utara Deni Lumbantoruan langsung turun ke lokasi bersama jajaran OPD dan aparat gabungan. Kebakaran hutan kali ini terjadi di dua titik sekaligus di kawasan strategis pariwisata.


Tim pemadam kebakaran bersama Satpol PP, TNI dan Polri berjibaku di lokasi sejak siang hingga malam. Pemadaman dilakukan secara manual karena keterbatasan jangkauan kendaraan damkar.


"Tim kami bekerja maksimal hingga api benar-benar padam," kata Deni di sela-sela penanggulangan kebakaran.


Kondisi lahan yang kering membuat api cepat meluas ke lereng-lereng curam. Upaya pemadaman dilakukan dengan sekop, ranting basah dan semprotan air di daerah yang bisa dijangkau.


Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menginstruksikan patroli dan pengawasan di kawasan rawan terbakar. Koordinasi dengan Forkopimda juga dilakukan untuk mempercepat langkah antisipasi lanjutan.


Destinasi wisata seperti Menara Pandang dan Bukit Hutaginjang terancam tertutup asap. Akses pengunjung dibatasi sementara demi keselamatan dan kelancaran pemadaman.


Sejak 2022, kebakaran hutan di wilayah Muara dan Siborongborong tercatat terjadi hampir setiap tahun. Musim kemarau berkepanjangan dan pembukaan lahan dengan cara membakar jadi pemicu utama.


Pada Agustus 2022, kebakaran semak melanda kawasan Tanjung Beringin hingga mendekati permukiman. Tahun 2023, kebakaran kembali terjadi di Hutan Simorangkir dan memakan lahan hingga 12 hektare.


Sejumlah warga khawatir dampak kabut asap mengganggu kesehatan dan perekonomian lokal. Para petani juga mulai waspada karena api mendekati areal pertanian mereka.


Hingga Kamis (17/7)  malam, tim gabungan masih berjaga di titik api yang sulit dijangkau. Api belum berhasil dipadamkan seluruhnya karena topografi yang curam dan angin kencang.


Wakil Bupati mengimbau warga agar tidak panik dan aktif melapor jika melihat titik api baru. Pemerintah daerah memastikan siaga penuh hingga situasi dinyatakan aman.