Petugas sedang memadamkan kebakaran hutan di kawasan Hutaginjang, Tapanuli Utara, Kamis (17/7).
ANTARAsatu.com | MEDAN - Asap dari kebakaran hutan dan lahan mengepung kawasan Danau Toba sepanjang Juni hingga pertengahan Juli 2025. Sedikitnya 1.804,95 hektare lahan hangus dalam 80 kejadian Karhutla di 21 kabupaten/kota di Sumut.
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di sekitar Danau Toba menjadi titik paling rentan selama musim kemarau ini. Setidaknya 40 kejadian Karhutla terjadi di area tujuh kabupaten yang masuk dalam zona KSPN.
Kabupaten Samosir mencatat jumlah kejadian tertinggi di dalam KSPN dengan 12 titik kebakaran. Disusul Toba dengan 9 kejadian, Karo 8, Simalungun 4, Humbang Hasundutan 3, Dairi 3 dan Tapanuli Utara 2.
Sebanyak 40 kejadian lain terjadi di luar wilayah KSPN, tersebar di 14 kabupaten dan kota. Tapanuli Tengah mencatat 10 kejadian, disusul Padanglawas Utara (7), dan Sibolga (5).
"Laporan Karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata dan menurunkan kualitas udara," kata Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih, Jumat (18/7).
Luas lahan terbakar selama 2025 tergolong mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2022, Sumut mencatat 1.022 hektare lahan terbakar sepanjang tahun.
Setahun kemudian, pada 2023, kebakaran meningkat dengan total lahan terbakar mencapai 1.534 hektare. Adapun pada 2024, luas kebakaran hutan dan lahan melonjak menjadi 1.750 hektare.
Memasuki pertengahan 2025, angka kebakaran sudah melampaui catatan tahun lalu hanya dalam waktu 43 hari. Sebagian besar kebakaran dipicu cuaca kering serta praktik pembukaan lahan dengan cara membakar.
Tuahta mendorong penguatan sinergi lintas sektor untuk mengerem laju Karhutla. Patroli terpadu, pemetaan daerah rawan dan penyuluhan menjadi fokus utama yang perlu diperkuat.
Dia juga meyakini pentingnya keterlibatan tokoh adat dan agama dalam mendorong kesadaran masyarakat. Kampanye larangan pembakaran lahan dinilai lebih efektif jika disampaikan melalui jalur budaya dan spiritual.
Kawasan Danau Toba yang sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark juga dia khawatirkan akan kehilangan status prestisiusnya jika kerusakan ekologis terus berlangsung. Nilai ekologis, geologis dan budaya yang tinggi di kawasan ini akan terancam.
Untuk itu, BPBD Sumut akan melakukan evaluasi terhadap respons cepat penanggulangan kebakaran di wilayah rawan. Peralatan pemadam juga akan diperkuat dan disiagakan pada kawasan-kawasan yang dinilai rawan terbakar selama musim kemarau.