google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Korban Tewas Banjir Bandang Tapsel Sumut Tembus 82 Orang

Advertisement

Korban Tewas Banjir Bandang Tapsel Sumut Tembus 82 Orang

05 Desember 2025

 

Proses evakuasi salah satu jasad korban banjir bandang Tapsel yang ditemukan di Desa Huta Godang pada Kamis (4/12).


ANTARAsatu.com | TAPANULI SELATAN - Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara, menembus angka 82 orang. Angka ini terkonfirmasi setelah Tim SAR Gabungan kembali menemukan satu korban berjenis kelamin perempuan di Desa Huta Godang, Kecamatan Batang Toru, Kamis (4/12).


Korban ditemukan pada pukul 11.20 WIB dan telah dievakuasi ke Posko SAR untuk kemudian diserahkan ke Rumah Sakit Batang Toru guna proses identifikasi lebih lanjut.


"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Penemuan ini merupakan hasil kerja keras seluruh unsur SAR yang tidak kenal lelah sejak hari pertama," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan Hery Marantika, Jumat (5/12).


Hery, yang bertindak sebagai Search Mission Coordinator (SMC), mengatakan proses identifikasi akan dilakukan oleh pihak RS Batang Toru. Dan dia menegaska pencarian terhadap korban lain yang masih hilang akan terus dilanjutkan.


Operasi pencarian mengoptimalkan metode penyisiran di sepanjang area terdampak. Kemudian pemantauan udara terbatas menggunakan drone serta penambahan personel di sektor-sektor yang dianggap potensial.


Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Kemudia segera melaporkan jika melihat tanda-tanda keberadaan korban lainnya.


Bencana banjir bandang melanda Tapsel setelah hujan deras ekstrem mengguyur kabupaten itu pada 24 November 2025. Sampai dengan 1 Desember, bencana tercatat menelan 50 korban jiwa dengan 46 warga hilang dan 49 luka berat.


Data ini meningkat hingga 2 Desember, dengan jumlah korban meninggal mencapai 79 jiwa, 38 warga masih hilang dan 49 luka berat.


Secara keseluruhan, wilayah terdampak bencana ini mencakup 13 kecamatan, terutama di kawasan Batangtoru, Sipirok, Angkola Sangkunur dan Angkola Selatan. Kecamatan Batangtoru menjadi episentrum terparah yang mencatatkan korban jiwa terbanyak.