Pengurus FSPMI Sumut saat menyalurkan bantuan pangan ke para korban banjir, Selasa (2/12).
ANTARAsatu.com | DELISERDANG - Elemen buruh menilai bantuan pemerintah untuk korban banjir dan longsor di berbagai daerah Sumut belum merata. Kritik itu disampaikan Ketua FSPMI Sumut Willy Agus Utomo saat menyalurkan bantuan ke Deliserdang dan Langkat, Selasa (2/12).
Willy menyebut banyak warga yang mengaku belum menerima bantuan meski sudah beberapa hari mengungsi. Ia menegaskan situasi tersebut ditemukan langsung ketika pihaknya turun ke lapangan.
"Sepertinya pemerintah masih kurang merata melakukan bantuan, terbukti kami turun banyak kali yang mengaku belum mendapat bantuan bahkan hanya sekedar untuk makananan," ujarnya.
FSPMI sendiri mulai mendistribusikan bahan pangan ke posko-posko pengungsian dan dapur umum di Deliserdang dan Langkat. Bantuan yang disalurkan meliputi beras, telur, minyak goreng, mi instan, air mineral, susu, snack dan makanan cepat saji.
Menurut Willy, bantuan tersebut bersumber dari donasi kaum buruh yang dihimpun melalui Posko Orange FSPMI–KSPI sejak awal banjir dan longsor melanda Sumut. Donasi datang dari buruh di Sumut hingga anggota FSPMI di seluruh Indonesia.
Willy menyatakan pihaknya akan terus menyalurkan bantuan untuk wilayah terdampak lainnya.
"Bukan hanya di Deliseedang dan Langkat, nantinya kita juga akan salurkan bantuan ke Sibolga, Tapteng, Tapsel dan wilayah yang terdampak bencana di Sumut ke depannya," katanya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi warga yang harus mengungsi dalam situasi memprihatinkan dan berharap pemerintah daerah maupun pusat memberikan perhatian lebih serius. Menurutnya, kebutuhan dasar warga harus dipastikan terpenuhi sampai kondisi membaik.
Mereka pun masih akan tetap membuka donasi hingga 10 Desember 2025. Bantuan yang terkumpul akan diprioritaskan untuk wilayah dengan dampak terparah, yakni Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.
