google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 34 Warga Tewas dalam Bencana Banjir dan Longsor di Tapanuli Utara

Advertisement

34 Warga Tewas dalam Bencana Banjir dan Longsor di Tapanuli Utara

02 Desember 2025

 

Pemkab Tapanuli Utara melepas tim relawan yang akan mengantar bantuan logistik untuk warga terdampak bencana yang terisolir dengan berjalan kaki, Selasa (2/12).


ANTARAsatu.com | TAPANULI UTARA - Sebanyak 34 warga meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, sejak 25 November 2025. Sampai dengan Selasa (2/12) pukul 19.00 WIB, tercatat sebanyak 15.765 warga terdampak, sementara 14 orang masih hilang dan 3 lainnya mengalami luka-luka.


"Kerusakan infrastruktur meliputi 544 rumah rusak, 19 jembatan putus serta 44 ruas jalan tertutup material longsor atau terputus akibat banjir," ungkap Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat, Selasa (2/12) malam.


Kondisi tersebut, jelas dia, membuat sejumlah wilayah sulit dijangkau dan memaksa petugas memprioritaskan pembukaan akses serta distribusi logistik. Tim gabungan dari BNPB, BPBD, TNI–Polri, Basarnas, dan relawan terus melakukan evakuasi korban, pencarian warga hilang dan penyaluran bantuan.


Menurut JTP, upaya penanganan dilakukan siang dan malam untuk memulihkan akses desa yang terisolir dan menjangkau wilayah yang membutuhkan bantuan mendesak. Di Kecamatan Adiankoting, dua desa menjadi pusat pengungsian, yakni Sibalanga dan Lobu Pining.


Lima desa lainnya, Siantar Naipospos, Pardomuan Nauli, Pagaran Lambung II, Pagaran Lambung IV dan Pagaran Lambung III, masih belum dapat diakses karena tertutup longsor. Untuk sementara, bantuan logistik ke wilayah tersebut didistribusikan melalui jalur udara.


Adapun dua desa yang sebelumnya terisolir, Banuaij I dan Banuaij IV, kini sudah dapat dijangkau tim darat, begitu pula Pagaran Lambung I. Sementara itu, di Kecamatan Parmonangan, enam desa masih dalam kondisi terisolir akibat tertimbun material longsor dan kerusakan ruas jalan.


Desa yang belum dapat diakses meliputi Pertengahan, Hutatua, Manalu Purba, Baturarimo, Purba Dolok dan Hutajulu Parbalik. Medan yang curam dan tingginya risiko pergerakan tanah menjadi kendala utama dalam pembukaan akses darat.


Keterisolasian ini diperparah oleh banyaknya ruas jalan antar-desa yang rusak berat atau tertutup material longsor. Pemkab mengerahkan sejumlah alat berat untuk mempercepat pembersihan material, memulihkan jalur transportasi serta memastikan alur distribusi bantuan menjadi lebih lancar.


Untuk memenuhi kebutuhan dasar warga, pemkab sementara menyalurkan bantuan melalui jalur udara sembari menunggu akses darat dari pusat Kecamatan Parmonangan berhasil dibuka. Operasi penanganan bencana diperkirakan akan berlangsung beberapa hari ke depan mengingat kondisi cuaca di wilayah tersebut masih fluktuatif.


Pemkab juga telah mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat curah hujan di Tapanuli Utara masih tinggi dan berpotensi memicu banjir bandang maupun longsor susulan. Ekosistem tanggap darurat terus diperkuat untuk mempercepat proses pemulihan wilayah-wilayah terdampak.