google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Keluhan Harga Pupuk Kelewat Mahal Hujani Kedatangan Bobby ke Toba

Advertisement

Keluhan Harga Pupuk Kelewat Mahal Hujani Kedatangan Bobby ke Toba

26 September 2025

 


ANTARAsatu.com | TOBA - Gubernur Sumut Bobby Nasution mendapat banyak keluhan harga pupuk saat berdialog dengan warga Kecamatan Habinsaran, Borbor dan Nassau, Kabupaten Toba, Kamis (25/9) malam. Warga menyebut harga pupuk yang mereka beli jauh di atas ketentuan resmi pemerintah.


Harga pupuk Phonska dan Urea disebut warga mencapai Rp270.000 per karung, sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah hanya Rp230.000 per karung.


Bobby berjanji akan mempertemukan petani, penyedia pupuk dan pengangkut agar harga bisa ditekan tanpa merugikan pihak terkait.


"Kita akan pertemukan petani, penyedia pupuk dan pengangkutnya, karena kalau saya lihat akses ke sini yang membuat harga lebih mahal," katanya.


Selain harga pupuk, warga juga mengeluhkan harga jual produk pertanian yang lebih rendah dibanding daerah lain. Menurut Bobby, buruknya akses jalan menjadi penyebab utama sehingga biaya transportasi membengkak.


Bobby mengatakan, kondisi jalan di kawasan ini membuat waktu tempuh menjadi dua kali lebih lama dibanding normal. Dia berjanji perbaikan jalan akan dikerjakan tahun ini dan tahun depan.


Warga juga menyoroti kurangnya tenaga pengajar dan sulitnya akses menuju SMAN 2 Habinsaran. Akibatnya, banyak orang tua lebih memilih menyekolahkan anak ke SMAN 1 Habinsaran dan Balige.


Bobby menjelaskan, akses menuju SMAN 2 Habinsaran merupakan kewenangan kabupaten dan akan direncanakan perbaikannya tahun depan. Sementara kebutuhan tenaga pengajar masih akan ditinjau lebih lanjut.


Kunjungan Bobby ke Toba ini merupakan bagian dari agenda kunjungannya ke Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) dan Toba.


Salah satu warga, Pandapotan Pardosi, berharap janji perbaikan infrastruktur dan penanganan harga pupuk segera terealisasi. Menurut dia, masalah pupuk dan harga hasil pertanian sangat mendesak karena mayoritas warga setempat berprofesi sebagai petani.