google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Kelompok Teroris Terdeteksi Rekrut Anggota Lewat Medsos dan Game Online

Advertisement

Kelompok Teroris Terdeteksi Rekrut Anggota Lewat Medsos dan Game Online

25 September 2025

 

Ilustrasi.

ANTARAsatu.com | KARO - Detasemen Khusus 88 Antiteror Satgaswil Sumatera Utara mengingatkan adanya pola baru perekrutan kelompok teror di kalangan muda. Pesan itu disampaikan dalam sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme di Aula Van Hall, Jalan Samura, Kabupaten Tanah Karo, Kamis (25/9).


Kasatgaswil Densus 88 Sumut Kombes Didik Novi Rahmanto menyebut, aktivitas teror saat ini tampak tenang di permukaan, tetapi perekrutan masih berjalan. Media sosial, berita hoaks, hingga game online menjadi sarana untuk menarik simpati pemuda dan perempuan.


"Rekrutmen diam-diam ini harus diwaspadai karena menyasar generasi muda yang rentan terpengaruh," kata Didik.


Dia menjelaskan, radikalisme kerap menjadi pintu masuk bagi aksi terorisme. Pemahaman radikal belum tentu berujung pada tindakan, tetapi semua teroris selalu berangkat dari pandangan radikal.


Bahaya ini tidak hanya berupa serangan fisik, tetapi juga penyebaran ujaran kebencian yang memecah persatuan. Karena itu sangat diperlukan peningkatan literasi digital agar generasi muda tidak mudah terpengaruh konten provokatif.


Dia berharap siswa dan mahasiswa peserta sosialisasi bisa menjadi duta pencegahan di sekolah dan kampus masing-masing. Dalam sesi tanya jawab, Didik menyarankan agar anak muda aktif menyebarkan konten moderat dan positif.


Dia mencontohkan kasus Robial Muslim Nasution, pelaku bom Polrestabes Medan, yang tidak menunjukkan ciri fisik mencolok tetapi bisa dikenali dari pola sosialnya.


Acara yang diikuti lebih dari 200 siswa dan mahasiswa itu juga menguatkan pentingnya kearifan lokal. Kepala Kesbangpol Tanah Karo Tetap Ginting menilai budaya Karo dapat menjadi benteng dalam menangkal radikalisme.


"Kearifan lokal harus dijaga agar generasi muda tetap solid dan tidak mudah dipecah belah," ujarnya.


Sosialisasi ditutup dengan ajakan bersama agar peserta menjadi agen perdamaian, menjaga persatuan serta berperan aktif dalam mencegah berkembangnya paham radikal dan terorisme.