ANTARAsatu.com | JAKARTA - Aksi unjuk rasa (Unras) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bertajuk Indonesia Sold Out di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025) sore, berlangsung ricuh.Aksi unjuk rasa BEM SI di depan gedung DPR ricuh, Kamis (21/8/2025) sore
Kericuhan yang dipicu aksi saling dorong dan nyaris baku hantam, hingga pelemparan botol minuman, mengakibatkan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra, terluka pada bagian wajah hingga bibir berdarah.
Insiden bermula ketika AKBP Roby berusaha mencegah massa mahasiswa melempar botol air mineral saat dirinya tengah bernegosiasi di gerbang DPR. Namun, imbauan itu justru dibalas dengan siraman air dan lemparan botol yang mengenai wajahnya.
Peristiwa tersebut membuat AKBP Roby marah dan terjadi aksi saling tarik dengan mahasiswa, sebelum akhirnya berhasil diredam petugas lain.
Tak hanya itu, kericuhan juga memanas saat polisi melarang pembakaran ban bekas di jalan raya. Karena massa menganggap larangan itu mengekang kebebasan berekspresi.
Dalam aksinya, mahasiswa menyuarakan sejumlah tuntutan kepada DPR, di antaranya menolak revisi UU KUHAP yang dinilai bermasalah, menolak pasal bermasalah dalam revisi UU Penyiaran, menolak militerisme di ranah sipil, serta menghentikan intimidasi, kriminalisasi, dan teror terhadap gerakan rakyat.
Selain itu, mahasiswa juga menolak penulisan ulang sejarah, menolak pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto, serta menolak proyek strategis nasional yang dianggap membebani anggaran dan menyebabkan kemacetan.
Koordinator aksi, Ikram, menegaskan meski sempat ricuh, unjuk rasa yang dijaga 1.145 personel kepolisian itu akhirnya berakhir tertib. (ril/son)