google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Mimpi Panjang Warga Nias Barat akan Rumah Sakit Layak Mulai Terwujud

Advertisement

Mimpi Panjang Warga Nias Barat akan Rumah Sakit Layak Mulai Terwujud

12 Juli 2025

 

Peletakan batu pertama peningkatan status RSUD Pratama Nias Barat dari Tipe D menjadi Tipe C, Jumat (11/7).


ANTARAsatu.com | NIAS BARAT - Udara panas menyambut setiap langkah di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Jumat (11/7) siang. Namun bagi ratusan warga yang hadir, terik matahari itu seolah tak terasa.


Sebuah mimpi panjang mereka akhirnya mulai menemukan wujud: rumah sakit yang lebih layak, lebih lengkap dan lebih manusiawi. Di tengah sambutan hangat masyarakat, Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekan tombol simbolis, menandai peletakan batu pertama peningkatan status RSUD Pratama Nias Barat dari Tipe D menjadi Tipe C.


Rumah sakit itu akan menjulang tiga lantai, dengan fasilitas yang selama ini hanya bisa dibayangkan oleh warga setempat—IGD, ruang bersalin, laboratorium, farmasi dan ruang rawat inap yang layak. Pembangunan ini adalah bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win yang digagas Presiden Prabowo Subianto.


Fokusnya adalah daerah 3T—tertinggal, terdepan, dan terluar—yang selama ini kerap tertinggal dalam pelayanan dasar seperti kesehatan.


"Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tapi bagian dari misi besar menghadirkan keadilan layanan publik di daerah," ujar Surya.


Di Kepulauan Nias, ada sembilan rumah sakit dari total 207 rumah sakit yang tercatat di Sumut. Namun dari semua itu, hanya RSUD Dr M Thomsen di Gunungsitoli yang dianggap memenuhi standar sebagai rumah sakit rujukan.


Artinya, lebih dari 962 ribu penduduk di lima kabupaten/kota se-Kepulauan Nias menggantungkan harapan mereka pada satu fasilitas layanan rujukan itu saja. Situasi ini menciptakan tekanan besar bagi sistem pelayanan kesehatan di pulau seluas 5.000 kilometer persegi itu.


Warga dari Nias Barat, Nias Utara, hingga Nias Selatan kerap harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk mendapat pelayanan medis memadai. Dalam banyak kasus, waktu yang hilang bisa berarti nyawa yang tidak tertolong.


Sebelumnya, peletakan batu pertama pembangunan RSUD Tafaeri di Nias Utara, juga sudah dilakukan. Surya berjanji pemprov akan terus mendukung pembangunan kesehatan di Kepulauan Nias, termasuk lewat beasiswa pendidikan spesialis bagi anak-anak daerah.


Bagi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pembangunan RSUD Pratama adalah upaya menutup ketimpangan layanan kesehatan antarwilayah. Di kepulauan seperti Nias, yang sering dilupakan oleh geliat pembangunan nasional, kehadiran rumah sakit setingkat Tipe C merupakan loncatan penting.


"Pemerintah berkomitmen menghadirkan layanan kesehatan yang setara bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat di wilayah kepulauan seperti Nias Barat," ucapnya.


Dia berharap rumah sakit ini bisa menjadi rujukan tingkat pertama, menjawab kebutuhan layanan dasar masyarakat sekitar tanpa harus bergantung pada fasilitas di luar kabupaten. Bupati Nias Barat Eliyunus Waruwu tidak dapat menyembunyikan rasa harunya.


"Ini adalah mimpi masyarakat Nias Barat yang akhirnya mulai terwujud," kata Eliyunus.


Dia memastikan pemkab akan mendukung penuh kelancaran proses pembangunannya. Hal itu agar pembangunan RSUD Pratama Nias Barat dapat selesai dalam waktu dekat dan langsung beroperasi dengan sistem layanan yang sesuai standar Kementerian Kesehatan.