Ecobrick dari sampah plastik yang pembuatannya difasilitasi Tambang Emas Martabe.
ANTARAsatu.com | TAPSEL - PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, memulai kampanye pengelolaan sampah plastik bertajuk "Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi". Peluncuran dilakukan di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Program ini menargetkan pengumpulan dan pengolahan 10.000 botol plastik menjadi ecobrick. Melalui inisiatif ini, PTAR ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah secara berkelanjutan dan berbasis ekonomi sirkular.
"Aksi ini juga bagian dari tema besar kami, yakni Living in Harmony, yang menekankan keseimbangan antara kinerja operasional, keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat," ungkap General Manager Operations & Deputy Director Operations PT Agincourt Resources (PTAR) Rahmat Lubis, Minggu (6/7).
Kegiatan ini menjadi bentuk peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mengangkat tema "Beat Plastic Pollution". PTAR mengajak masyarakat untuk mulai mengelola sampah dari lingkungannya sendiri.
Empat bank sampah binaan PTAR ikut dalam program ini, yaitu Gocap, Satahi, Naposo Hamubaon, dan Rap Hita Paias. Mereka akan menjalani pelatihan teknis bersama Waste4Change dan Bank Sampah Yamantab.
Pelatihan akan berlangsung selama enam hingga delapan bulan ke depan. Pelaku bank sampah ditargetkan mampu memproduksi ecobrick secara mandiri.
Sebagai bagian dari kampanye, PTAR menggelar Workshop Kreatif Kelola Lingkungan. Kegiatan ini dilangsungkan sehari setelah peluncuran program, yaitu pada 3 Juli 2025.
Workshop digelar di Sopo Daganak, Batang Toru. Peserta terdiri atas komunitas peduli lingkungan, sekolah Adiwiyata dan bank sampah binaan.
Sejak beroperasi pada 2011, PTAR menjalankan berbagai inisiatif pelestarian lingkungan. Program-program tersebut mencakup konservasi, reklamasi, dan pengelolaan limbah domestik secara sirkular.
Perusahaan juga membangun fasilitas pemilahan sampah atau waste sortation facility (WSF). Fasilitas ini dikelola oleh vendor lokal di dalam area tambang.
Dari Juni 2024 hingga Mei 2025, sekitar 71% dari sampah yang masuk ke WSF berhasil didaur ulang atau dijual. WSF juga menghasilkan produk turunan bernilai ekonomi seperti eco enzyme, maggot, furnitur dan kompos.
“Sejak 2 dua tahun lalu kami melarang karyawan dan kontraktor menggunakan botol plastik sekali pakai di lingkungan kerja. Kami mewajibkan mereka menggunakan botol isi ulang," kata Rahmat.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup, PTAR juga menebar 1.000 bibit ikan jurung di lubuk larangan Sungai Garoga. Selain itu, sebanyak 500 bibit pohon juga ditanam, meliputi durian, jengkol, manggis, alpukat, matoa dan aren.
Menurut Rahmat, Desa Garoga dipilih karena rekam jejaknya sebagai kampung ramah lingkungan. Pada 2024, desa ini keluar sebagai juara pertama dalam Lomba Desa Ramah Lingkungan yang diadakan PTAR.
Warga Garoga aktif dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan. Mereka mendirikan bank sampah, menanam tanaman obat keluarga dan melestarikan kawasan sungai.