![]() |
Ilustrasi |
Saat ini penyakit jantung masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global, termasuk di Indonesia.
Salah satu faktor penyebab utama adalah penyumbatan pembuluh darah yang menghambat aliran oksigen dan nutrisi ke jantung.
Jika dibiarkan kondisi ini dapat berkembang hingga akhirnya memicu serangan jantung yang membahayakan jiwa.
Perlu diwaspadai, gaya hidup tidak sehat seperti kurang bergerak, konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, dan kebiasaan merokok menjadi pemicu utama gangguan pada pembuluh darah.
Karena itu, upaya pencegahan perlu kita dilakukan sejak dini melalui penerapan gaya hidup sehat.
Berikut sejumlah kebiasaan yang terbukti efektif menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyumbatan arteri.
1. Aktivitas Fisik Harian
Melakukan aktivitas fisik secara rutin setiap hari terbukti mampu menurunkan risiko penyakit jantung. Selain menjaga berat badan tetap ideal, aktivitas harian juga berperan dalam menurunkan kemungkinan munculnya sejumlah kondisi medis yang dapat membebani kinerja jantung, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.
Dikutip dari Mayo Clinic, bagi individu yang belum terbiasa berolahraga, disarankan untuk memulai secara bertahap guna mencapai rekomendasi durasi berikut:
• 150 menit per minggu untuk aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti berjalan cepat.
• 75 menit per minggu untuk aktivitas aerobik intensitas tinggi, seperti berlari.
• Latihan kekuatan otot minimal dua kali dalam seminggu.
Durasi aktivitas yang singkat tetap memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.
Aktivitas sehari-hari seperti berkebun, membersihkan rumah, menaiki tangga, atau berjalan bersama hewan peliharaan juga tergolong bermanfaat.
Meskipun tidak dilakukan secara intensif, peningkatan durasi, intensitas, dan frekuensi aktivitas fisik akan memberikan hasil yang lebih maksimal.
2. Pola Makan Sehat
Penerapan pola makan sehat dapat melindungi kesehatan jantung, menstabilkan tekanan darah, memperbaiki kadar kolesterol, serta menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Berikut daftar makan sehat untuk jantung:
• Sayuran dan buah-buahan.
• Kacang-kacangan dan legum.
• Daging tanpa lemak dan ikan.
• Produk susu rendah atau tanpa lemak.
• Biji-bijian utuh.
• Lemak sehat, seperti yang terkandung dalam minyak zaitun dan alpukat.
Selain itu, sebaliknya konsumsi sejumlah makanan di bawah ini dibatasi:
• Makanan tinggi natrium.
• Gula tambahan dan minuman manis.
• Karbohidrat olahan.
• Alkohol.
• Makanan yang diproses tinggi, seperti daging olahan.
• Lemak jenuh yang terdapat dalam daging merah, produk susu penuh lemak, minyak sawit, dan minyak kelapa.
• Lemak trans yang biasa ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan ringan dalam kemasan, dan kue kering.
3. Menjaga Berat Badan
Menjaga berat badan dalam rentang sehat menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah penyakit jantung.
Tenaga medis, seperti dokter umum, atau perawat praktik, dapat memberikan penilaian mengenai berat badan ideal berdasarkan tinggi badan dan postur tubuh.
Selain itu, indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung secara mandiri melalui layanan daring sebagai acuan awal.
4. Berhenti Merokok
Merokok diketahui menjadi faktor risiko utama dalam perkembangan aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak lemak.
Kondisi ini dapat secara langsung berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner.
Hasil penelitian yang dilaporkan oleh National Health Service menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan berhenti merokok meningkat hingga tiga kali lipat bila dilakukan dengan dukungan layanan medis profesional dan penggunaan terapi penghenti rokok, seperti plester nikotin atau permen karet khusus.
5. Konsumsi Obat Sesuai Anjuran
Centers for Disease Control and Preventio menyebut penggunaan obat secara teratur sesuai petunjuk tenaga medis sangat penting dalam pengendalian kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes—tiga kondisi yang berperan besar dalam menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung.
Bila terdapat kebingungan terkait dosis atau efek samping, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter, perawat, atau apoteker.
Menghentikan penggunaan obat tanpa pengawasan medis dapat memperburuk kondisi dan mempercepat kerusakan pada pembuluh darah jantung.