google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Asesor UNESCO Nilai Taman Eden 100 Layak Dihargai 10 Kali Lipat

Advertisement

Asesor UNESCO Nilai Taman Eden 100 Layak Dihargai 10 Kali Lipat

23 Juli 2025

 

Prof. Jose Brilha (kiri) dan Dr. Jeon Yongmun (kanan), saat melakukan revalidasi Geopark Kaldera Toba, Selasa (22/7).


ANTARAsatu.com | TOBA - Seorang asesor UNESCO Global Geopark Kaldera Toba, Prof. Jose Brilha, terkejut melihat harga tiket masuk ke Geosite Taman Eden 100. Dia menilai pengalaman yang ditawarkan kawasan itu seharusnya dihargai sepuluh kali lipat dari harga saat ini.


"Berkeliling di sini, mempelajari ini semua, menikmati sungai, air terjun, kita bisa meminta mereka 10 kali lipat dan itu masih tergolong murah bagi turis asing," kata Jose Brilha, Rabu (23/7).


Saat ini, tarif masuk untuk turis asing hanya sekitar Rp50.000 per orang. Dengan harga tersebut, pengunjung bisa menikmati hutan tropis seluas 40 hektare lengkap dengan air terjun, sungai, konservasi anggrek hingga fauna langka.


Bagi wisatawan lokal, harga yang ditetapkan justru lebih murah dari itu. Pengelola Taman Eden 100, Made Sirait, mematok tiket hanya Rp30.000 per orang.


"Kita ingin lebih banyak masyarakat yang teredukasi, mengenal lebih dekat alam, flora dan fauna khas Danau Toba, dan kawasan ini terpelihara," kata Made Sirait.


Taman Eden 100 bukan satu-satunya lokasi yang dikunjungi tim asesor dari Portugal dan Korea Selatan itu. Pada hari pertama penilaian, empat geosite telah mereka datangi.


Geosite Sipinsur, Hutaginjang, Taman Eden 100, dan Sibaganding menjadi destinasi pembuka dalam agenda revalidasi. Keempatnya dinilai sudah dikelola dengan cukup baik dan mendapat banyak komentar positif.


"Dari keempat geosite yang didatangi hari ini dari Sipinsur hingga di sini GIC, Alhamdulillah masih mendapat nilai yang sangat bagus," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut Yuda Pratiwi Setiawan, dalam keterangan tertulis.


Yuda mengatakan, komentar bagus dari asesor mendorong semua pihak untuk terus memperbaiki pengelolaan geopark. Pemerintah provinsi dan kabupaten menurutnya berkomitmen mengikuti masukan yang diberikan.


'Tentu kita belum sempurna dalam mengelola, masih ada kekurangan di sana sini, tetapi kita terus berbenah, memperbaiki diri," kata Yuda.


Selain fasilitas dan kelestarian lingkungan, tim asesor juga, kata dia, terkesan dengan sajian kuliner khas Danau Toba. Saat berada di Geosite Huta Ginjang, mereka mencicipi produk UMKM lokal.


Ombus-ombus, keripik andaliman dan kopi wine menjadi suguhan favorit selama kunjungan berlangsung. Makanan-makanan ringan lainnya juga dicoba langsung oleh Jose dan Jeon.


"Selama di sini saya banyak makan, makanan yang diberikan enak-enak dan unik," kata Dr. Jeon Yongmun.


Penilaian oleh UNESCO Global Geopark akan berlangsung dua hari dengan rute padat. Pada hari kedua, mereka dijadwalkan mengunjungi Samosir dan Karo.


Di Kabupaten Samosir, titik penilaian mencakup Huta Sialagan, SMKN 1 Simanondo, Huta Raja dan Sigulati. Selanjutnya mereka bergerak ke Kabupaten Karo untuk meninjau Simalem Resort, Air Terjun Sipisopiso, Tongging dan berakhir di Silalahi.


Masukan utama dari Prof. Jose Brilha terkait perlindungan warisan geologi adalah mengenai pentingnya melestarikan nilai ilmiah dan sejarah dibandingkan sekadar mengejar wisata.


"Inti dari geopark adalah bagaimana kita menjaga warisan ini semua, menjaga formasi bebatuan yang berharga, material, sejarahnya sehingga bisa kita wariskan ke anak cucu. Pariwisata itu bonus," pungkasnya.


Pada 2023, Geopark Kaldera Toba mendapat "kartu kuning" atau peringatan dari UNESCO. Hal itu karena beberapa kriteria belum terpenuhi secara optimal dalam pengelolaan geopark.


UNESCO memberi waktu dua tahun kepada pengelola untuk melakukan perbaikan dan memenuhi rekomendasinya. Revalidasi yang saat ini sedang berlangsung adalah penentuan.


Apakah perbaikan yang dilakukan sudah cukup untuk mengembalikan Kaldera Toba berstatus "kartu hijau" atau tidak - mengalami pencabutan status sebagai geopark.