google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 USU Mampu Ubah Limbah Nanas Jadi Obat Pembunuh Bakteri Mematikan

Advertisement

USU Mampu Ubah Limbah Nanas Jadi Obat Pembunuh Bakteri Mematikan

11 September 2025

 

Prof. Dr. Sumaiyah, Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU).


ANTARAsatu.com | Medan - Limbah daun nanas yang biasa dibiarkan menumpuk ternyata bisa menjadi jalan lahirnya inovasi kesehatan. Di tangan seorang peneliti Universitas Sumatera Utara, daun yang kerap dipandang tidak berguna itu diubah menjadi bahan bernilai tinggi, nanokristal selulosa atau NKS.


Prof. Dr. Sumaiyah, Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU), menyebut temuan ini bukan sekadar riset laboratorium, melainkan solusi nyata.


"Penelitian ini tidak hanya mengurangi limbah lingkungan, tetapi juga menawarkan jalan keluar alami untuk masalah resistensi antimikroba," ujarnya saat pengukuhan jabatan Guru Besar, Kamis (11/9).


Sumaiyah menguraikan bagaimana NKS bisa dipadukan dengan kurkumin, senyawa alami dengan sifat antimikroba, untuk menghasilkan film biokomposit. Produk ini dapat difungsikan sebagai pembalut luka yang mampu melepaskan kurkumin secara terkontrol.


Hasil uji menunjukkan film tersebut efektif melawan bakteri penyebab infeksi kulit, seperti Bacillus subtilis, Streptococcus sp., hingga Escherichia coli. Proses pelepasan zat aktif yang mengikuti reaksi orde nol memberi keunggulan tersendiri karena menjamin kestabilan dosis pada aplikasi topikal.


Tidak hanya memberi manfaat medis, inovasi ini juga menyoroti pentingnya pemanfaatan limbah. Daun nanas, yang selama ini hanya menambah tumpukan sampah pertanian, berpotensi menjelma sebagai material farmasi masa depan.


Namun menurut Sumaiyah, penelitian ini masih perlu optimalisasi. Formula film harus terus disempurnakan agar mekanisme pelepasan kurkumin lebih jelas dan terukur.


Meski begitu, prospeknya sebagai terapi luka dinilai sangat menjanjikan. Pemanfaatan film ini bisa menjadi formulasi topikal di sektor kesehatan kulit.