Penyerahan naskah perjanjian pasokan BioLNG KIS Group - Shell Eastern Trading (Pte) Ltd.
ANTARAsatu.com | LANGKAT - Knowledge Integration Services (KIS Group) memperkuat posisinya di Sumatera Utara dengan target membangun 25 pabrik BioCNG senilai Rp1,6 triliun. Proyek ini diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 3,7 juta ton CO₂ per tahun sekaligus menghasilkan kredit karbon signifikan.
KIS telah mengoperasikan pabrik BioCNG pertama di Blangkahan, Langkat sejak 2024 dengan produksi 15.500 meter kubik per hari. Pada 2025, perusahaan meresmikan pabrik kedua di Torgamba, Labuhanbatu Selatan, berkapasitas 182.000 MMBtu per tahun yang diklaim terbesar di Asia Tenggara. Produk dari fasilitas ini sudah dipakai Unilever Oleochemical Indonesia untuk menggantikan bahan bakar fosil pada armada truk pengangkut.
Selain ekspansi domestik, KIS juga membidik pasar internasional. Pada 12 September 2025, perusahaan menandatangani perjanjian pasokan BioLNG dengan Shell Eastern Trading (Pte) Ltd di Blangkahan. Mulai 2027, KIS akan memasok BioLNG untuk kebutuhan regasifikasi dan distribusi pelanggan Shell di Singapura.
“Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan Shell untuk BioLNG. Dengan kekuatan gabungan, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan dekarbonisasi pelanggan di Singapura secepat mungkin,” kata K. R. Raghunath, Pendiri sekaligus CEO KIS Group.
Aditya Gupta, General Manager New Business Development Shell Energy Asia, menambahkan kolaborasi ini akan mendukung Singapura dan kawasan regional dalam mencapai target iklim.
BioLNG disebut sebagai bahan bakar transisi strategis karena bisa digunakan langsung tanpa perubahan besar pada infrastruktur LNG. Setiap tahun, KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan lebih dari 600 juta meter kubik biogas. Proses ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global sekitar 5,9 juta ton per tahun.
KIS menegaskan Indonesia bukan hanya menjadi basis produksi, tetapi juga contoh nyata pemanfaatan limbah menjadi energi bersih yang menopang ekonomi rendah karbon. Dengan dukungan Shell, perusahaan optimistis memperluas dampak positif biomethane dari Sumut ke pasar internasional.