Aktivitas salah satu kilang padi di Sumut.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Harga beras di Sumatra Utara terus merangkak naik dalam sepekan terakhir. Kenaikan terjadi merata di sejumlah daerah, mulai dari Sibolga, Pematangsiantar, hingga Gunung Sitoli.
Kenaikan ini tercermin dalam data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang mencatat harga beras medium pada 11 Juli berada di kisaran Rp14.500 hingga Rp14.950 per kilogram. Kini, harga tersebut melonjak menjadi antara Rp14.700 hingga Rp15.150 per kilogram.
"Harga beras mengalami kenaikan karena terdorong oleh tingginya harga pokok produksi, terutama gabah," kata Gunawan Benjamin, ekonom dari Universitas Sumatera Utara (UISU), Jumat (18/7).
Di salah satu kilang padi di Deliserdang, harga beras diketahui naik dari Rp14.500 menjadi Rp15.000 per kilogram. Sementara itu, harga gabah kering panen (GKP) masih bertahan di angka tinggi, yakni Rp8.200 per kilogram.
Harga tersebut berpotensi membuat harga gabah kering giling (GKG) tembus Rp9.000 per kilogram. Jika dikonversi ke harga beras dengan rasio 50% dari GKG, maka harga bisa menyentuh angka Rp18.000 per kilogram.
Kondisi ini berpengaruh pada tingkat kilang padi yang dekat dengan wilayah petani. Harga jual beras di level kilang kini berada di kisaran Rp15.300 per kilogram.
"Persediaan gabah berada di titik terendah, sehingga tekanan harga masih akan berlanjut," ujar Paidi, ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU).
Selain daerah-daerah yang disebutkan PIHPS, wilayah lain pun turut mengalami lonjakan harga. Namun, tekanan terbesar terasa di kota-kota dengan ketergantungan tinggi pada pasokan luar daerah.
Distribusi beras dari Bulog sejauh ini dinilai belum sepenuhnya menahan laju kenaikan harga. Meski demikian, peran Bulog masih dianggap cukup untuk meredam gejolak yang lebih besar di pasaran.
Jika tidak ada intervensi kebijakan yang lebih kuat, ekonomi mengkhawatirkan harga beras berisiko terus menanjak dalam waktu dekat. Terutama di wilayah perkotaan yang lebih rentan terhadap fluktuasi pasokan dan harga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, harga beras medium rata-rata selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren naik. Pada Juli 2022, harga beras medium berada di angka Rp10.800 per kilogram.
Setahun kemudian, pada Juli 2023, harga melonjak ke kisaran Rp12.800 per kilogram. Kini, pada Juli 2025, harga beras menembus Rp15.000 per kilogram di banyak daerah.
Kenaikan harga selama tiga tahun terakhir itu mencapai hampir 40%. Ekonom melihat lonjakan harga ini tidak hanya membebani rumah tangga, tetapi juga mengancam kestabilan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.
Pemerintah daerah maupun pusat diharapkan dapat mengambil langkah cepat terkait distribusi beras dan pengendalian harga gabah. Terlebih, para pelaku kilang padi dan petani disebut mulai menghadapi dilema.
Di satu sisi mereka harus menjaga keberlangsungan usaha dan produksi. Namun di sisi lain mereka dibayangi tuntutan harga dari konsumen yang semakin berat.
