Ilustrasi.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp16.750 per dolar AS pada perdagangan Rabu (24/12), di tengah minimnya sentimen pasar menjelang libur Natal. Selama sesi perdagangan, rupiah bergerak dalam rentang sempit di kisaran Rp16.750 hingga Rp16.765 per dolar AS.
Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menilai penguatan rupiah ditopang oleh memburuknya sejumlah indikator keuangan Amerika Serikat serta minimnya agenda ekonomi global menjelang akhir tahun.
"Kondisi tersebut membuat pasar keuangan bergerak terbatas karena pelaku pasar cenderung mengurangi aktivitas transaksi," ujarnya di Medan.
Menurut Gunawan, libur panjang Natal dan Tahun Baru turut memecah fokus pelaku pasar sehingga pergerakan nilai tukar cenderung sideways. Situasi ini membuat rupiah tidak mendapatkan dorongan sentimen yang cukup kuat untuk bergerak lebih agresif.
Sementara itu, kinerja pasar saham domestik justru berakhir di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,55% ke level 8.537,911 setelah bergerak di rentang 8.525 hingga 8.611 sepanjang sesi perdagangan.
IHSG sempat menguat pada awal perdagangan, namun berbalik arah dan bergerak berbeda dengan mayoritas bursa saham Asia yang mampu bertahan di zona hijau. Pelemahan IHSG terjadi seiring sikap pelaku pasar yang cenderung keluar dari pasar di tengah minimnya sentimen.
Penutupan perdagangan tersebut sekaligus menandai berakhirnya aktivitas bursa saham pada pekan ini. Menurut Gunawan, kondisi pasar yang sepi sentimen membuat investor memilih bersikap wait and see menjelang libur panjang akhir tahun.
Di sisi lain, minimnya sentimen pasar juga berdampak pada pergerakan harga emas dunia. Harga emas bergerak terbatas setelah sempat menyentuh level US$4.500 per ons troi.
Pada perdagangan sore, harga emas dunia tercatat melemah tipis ke level US$4.485 per ons troi atau setara sekitar Rp2,42 juta per gram. Gunawan menilai koreksi tersebut masih tergolong sehat setelah harga emas sebelumnya mencetak rekor tertinggi baru.
