google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Lenggok Murid SD Tapanuli Utara Tampilkan Tari Batak di Hutaginjang

Advertisement

Lenggok Murid SD Tapanuli Utara Tampilkan Tari Batak di Hutaginjang

27 Juli 2025

 

Wakil Bupati Tapanuli Utara Deni Parlindungan Lumbantoruan (belakang ketiga kanan) berfoto bersama pada siswa SD dan orangtua, di sela Pagelaran seni dan budaya di Geosite Hutaginjang, Kecamatan Muara, Minggu (27/8).


ANTARAsatu.com | TAPUT - Langit kelabu menggantung di atas kawasan Geosite Hutaginjang, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, Sumut, Minggu (27/7). Namun itu tidam menyurutkan semangat para siswa sekolah dasar yang menari dengan lincah mengenakan ulos merah dan ikat kepala khas Batak di atas pelataran terbuka beralaskan tanah lapang.


Di depan tulisan raksasa "HUTAGINJANG" yang mencolok, mereka memersembahkan gerakan yang teratur dan penuh semangat, diiringi suara gondang Batak. Sebuah sound system sederhana menjadi saksi semaraknya pertunjukan yang dilakukan oleh anak-anak dari sejumlah SD di Kecamatan Muara dan Kecamatan Siatasbarita.


Suasana menjadi hidup ketika pengunjung dan wisatawan domestik ikut menyaksikan dengan antusias, beberapa bahkan merekam tarian anak-anak itu menggunakan ponsel. Tidak sedikit dari mereka ikut menari mengikuti irama musik yang riang, termasuk Wakil Bupati Tapanuli Utara Deni Parlindungan Lumbantoruan.


Pagelaran seni dan budaya ini digelar serentak di dua kawasan wisata unggulan Kabupaten Tapanuli Utara: Geosite Hutaginjang dan wisata religi Salib Kasih di Kecamatan Siatasbarita. Di Hutaginjang, sejumlah sekolah dasar seperti SD Negeri 173173 Aeknauli dan SD Negeri 173141 Hutaraja turut tampil.


Di Siatasbarita, siswa dari SD Negeri 175749 Aekrau, SD Negeri 173110 Hutaraja, dan SD Negeri 176328 Gontingpege juga mempersembahkan pentas serupa.


Wabup Deni tampak didampingi Penjabat Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan. Menurut Deni, kehadiran mereka bukan sekadar seremonial, tetapi bentuk komitmen nyata dalam mendorong pelestarian budaya melalui dunia pendidikan.


"Panggung ini menjadi ruang ekspresi bagi anak-anak kita untuk mencintai, melestarikan dan mewariskan seni budaya daerah sejak dini. Saya berharap melalui kegiatan seperti ini, generasi muda Tapanuli Utara semakin bangga dengan identitas budayanya dan berani tampil di manapun," tuturnya.


Deni menggungkapkan, Pemkab Taput kini semakin serius mendorong integrasi antara pendidikan dan pariwisata berbasis budaya lokal. Kegiatan seni yang dihadirkan oleh para siswa ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga bentuk nyata dari strategi promosi wisata yang mengakar pada kearifan lokal.


Seorang guru dari salah satu SD peserta tampak membantu merapikan pakaian adat siswa sebelum tampil, sementara yang lain memberi arahan dari pinggir lapangan. Anak-anak tampak bersemangat dan percaya diri, seperti menyadari bahwa panggung itu milik mereka.


Meski cuaca sempat mendung, semangat para siswa terlihat tidak meredup. Sorak dan tepuk tangan dari penonton semakin menyulut antusiasme mereka.