google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Bencana Gerus Omset Pasar Induk Medan hingga Rp610 Juta per Hari

Advertisement

Bencana Gerus Omset Pasar Induk Medan hingga Rp610 Juta per Hari

12 Desember 2025

 

Pasar Induk Lau Cih Medan.


ANTARAsatu.com | MEDAN - Bencana alam di Aceh dan sejumlah wilayah Sumatra memberi pukulan besar pada aktivitas perdagangan Pasar Induk Lau Cih, Kota Medan. Penurunan pasokan pembeli dari wilayah terdampak menyebabkan omset pedagang merosot signifikan hingga mencapai Rp610 juta per hari.


Bahkan penurunan omset sempat mendekati Rp1 miliar per hari pada pekan pertama bencana. Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyebut Langsa, Kuala Simpang dan Besitang merupakan tiga wilayah pembeli terbesar hortikultura di Pasar Induk Lau Cih.


"Jika ditotal, potensi penurunan omset paling sedikit mencapai Rp610 juta per hari," ungkapnya, Jumat (12/12).


Gunawan menjelaskan, Kota Langsa adalah penyumbang transaksi terbesar Pasar Induk Lau Cih. Dari hasil pemetaannya, Langsa setiap hari normal membutuhkan kentang sebanyak 3–5 ton, cabai merah 3–4 ton, kol 700 kg–2 ton, bawang merah 300–600 kg, wortel: 500 kg–1 ton dan tomat 400 kg–1 ton.


Berdasarkan perhitungan tersebut kontribusi belanja Langsa terhadap Pasar Induk Lau Cih mencapai sekitar Rp356 juta per hari. Belum termasuk komoditas lain seperti bawang putih, terong dan labu.


Selain Langsa, lanjut dia, wilayah Kuala Simpang dan Besitang juga menghentikan sebagian besar aktivitas belanja. Pada pekan pertama bencana, Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan bahkan sempat tidak melakukan pembelian sama sekali sehingga total potensi kehilangan omset pedagang mencapai sekitar Rp1 miliar per hari.


Karena itu, kata Gunawan, gangguan aktivitas ekonomi di wilayah bencana di Aceh telah memberikan dampak domino ke daerah lain, khususnya Kota Medan. Dengan kata lain, kerugian yang terjadi tidak hanya dirasakan wilayah bencana, tetapi juga berdampak pada aktivitas ekonomi di wilayah yang relatif aman.


Pedagang Pasar Induk Lau Cih, Indra Sembiring, mengungkapkan beberapa wilayah perlahan kembali berbelanja di pasar induk.


"Tanjung Pura dan Berandan sudah mulai masuk lagi, tetapi dari Aceh Tamiang dan Langsa masih sangat minim atau hampir tidak ada," katanya.


Dia menilai kondisi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Aceh Tamiang dan Langsa belum pulih. Meski sebagian wilayah Sumatra Utara telah kembali menjalankan rutinitas perdagangan.


Gunawan berharap rendahnya transaksi dari wilayah Aceh tidak diartikan sebagai indikasi kelangkaan bahan pangan. Dia melihat pasokan pangan tetap tersedia dan berharap distribusi bantuan serta pemulihan ekonomi dapat berjalan cepat.


"Kita semua perlu membantu agar saudara kita yang terdampak bencana cepat pulih. Minimnya belanja dari Aceh bukan berarti ketiadaan pangan, tetapi karena aktivitas ekonomi mereka belum kembali normal," pungkasnya.