Redaksi

19 November 2025

Kembali Meroket, Harga Cabai Merah di Sumut sudah Tembus Rp53.000

 


ANTARAsatu.com | MEDAN - Harga sejumlah komoditas pangan di Sumut, terutama Kota Medan dan sekitarnya, kembali meroket. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga cabai merah naik menjadi Rp53.000 dari posisi sebelumnya Rp47.800 per kilogram.


"Kenaikan tersebut dipicu berkurangnya pasokan cabai dari luar Sumut yang menekan harga di tingkat pedagang," ungkap Gunawan Benjamin, Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara, Rabu (19/11).


Harga bawang merah turut merangkak naik dalam sepekan terakhir dari Rp31.000 menjadi Rp36.200 per kilogram. Gangguan distribusi dari luar daerah dinilai memicu kenaikan bertahap, meski secara keseluruhan pasokan masih terbilang aman.


Pembentukan harga juga dipengaruhi harga bawang merah produksi Sumut yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Kenaikan harga juga dialami daging ayam yang mendekati Rp40.000 per kilogram.


Data PIHPS menunjukkan harga rata-rata di Medan mencapai Rp37.200 per kilogram, sedangkan rata-rata harga tingkat provinsi berada di kisaran Rp39.700 per kilogram. Salah satu pasar bahkan mencatat kenaikan Rp1.000 per kilogram.


Gunawan melihat kenaikan harga daging ayam dipengaruhi dua faktor utama. Yakni penurunan pasokan dan lonjakan harga jagung yang sudah mencapai Rp7.200 per kilogram.


Kenaikan harga jagung berdampak langsung pada biaya produksi daging ayam dan telur. Begitu juga dengan komoditas pangan lain yang menggunakan jagung sebagai bahan baku dalam proses produksi.


Adapun harga telur ayam di Medan tercatat sekitar Rp29.900 per kilogram atau setara Rp1.700–Rp1.800 per butir, berdasarkan PIHPS. Hasil pantauan lapangan menunjukkan harga berada di rentang Rp1.600 hingga Rp2.200 per butir, bahkan mencapai Rp2.300 di beberapa lokasi.


Gunawan menilai sejumlah komoditas pangan tersebut masih berada dalam tekanan, seiring volatilitas pasokan dan meningkatnya biaya produksi. Persediaan diperkirakan masih bergerak fluktuatif dalam waktu dekat, sementara tekanan biaya produksi diproyeksikan belum mereda hingga kuartal pertama 2026.