Redaksi

19 November 2025

Didorong Penurunan Pasokan dan Low Season, Harga CPO Berbalik Arah

 

Ilustrasi.


ANTARAsatu.com | MEDAN - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali menguat setelah sempat mengalami tekanan signifikan akibat merosotnya permintaan dari India pada Oktober. Usai periode perayaan Deepavali berakhir, harga CPO sempat turun ke kisaran RM4.100 per ton sebelum bergerak naik ke sekitar RM4.150 per ton.


Menurut Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin, harga CPO mulai rebound didorong tiga faktor utama. Penurunan produksi di tengah intensitas hujan tinggi menjadi pendorong pertama, dengan pengamatan lapangan menunjukkan penurunan output mencapai 8,6% pada November.


"Faktor kedua datang dari masuknya industri sawit ke periode low season yang berlangsung sejak November hingga kuartal I 2026," ungkapnya, di Medan, Rabu (19/11).


Sementara itu, potensi kenaikan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru 2025 menambah tekanan ke sisi harga. Gabungan penurunan pasokan dan peningkatan permintaan tersebut diyakini membuka peluang penguatan harga CPO hingga RM4.250 per ton pada akhir 2025.


Kenaikan harga diperkirakan memberi sentimen positif bagi petani, terutama bila diikuti pelemahan rupiah yang berpotensi meningkatkan keuntungan eksportir. Dampak lanjutan yang diharapkan adalah kenaikan harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.


Meski demikian, pergerakan ekspor dan produksi minyak kelapa sawit sepanjang 2025 dinilai masih stabil. Gunawan menilai tidak ada lonjakan signifikan dari sisi permintaan maupun output.


"Ini menunjukkan kinerja minyak kelapa sawit sebagai motor ekonomi Sumatra Utara bergerak moderat cenderung meningkat," ujarnya.


Minyak kelapa sawit tetap menjadi penyumbang terbesar ekspor Sumut. Produk turunan yang dikirim melalui kontainer masih mendominasi, dengan kontribusi sekitar 70% terhadap total ekspor berbasis peti kemas dari Sumut.