![]() |
Direktur Utama PGN Arief S. Handoko. |
ANTARAsatu.com | MEDAN - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memertahankan harga gas bumi yang kompetitif untuk pelaku industri di tengah volatilitas pasar energi. Strategi ini dijalankan melalui optimalisasi pasokan LNG dan efisiensi infrastruktur pipa gas nasional sepanjang 31.000 km.
"LNG terus digarap agar dapat menjadi portofolio pasokan domestik dalam jangka panjang, sehingga diharapkan harga yang diformulasikan bisa tetap kompetitif," tegas Direktur Utama PGN Arief S. Handoko dalam Customer Business Forum di Medan yang digelar pada Selasa (24/6).
Dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (27/6), Arief mengatakan, PGN menerapkan mekanisme penyesuaian harga berbasis biaya pasokan. Sistem share the gain and pain memungkinkan penurunan tarif ketika harga LNG global turun.
Infrastruktur gas terus dikembangkan termasuk fasilitas regasifikasi di Arun, Lampung dan Jawa Barat. Roadmap infrastruktur terintegrasi disiapkan untuk meningkatkan konektivitas.
Pasokan LNG ditambah sejak Mei 2024 untuk mengatasi penurunan gas pipa. Langkah ini menjaga stabilitas harga di tengah gejolak geopolitik Timur Tengah.
Direktur Komersial Ratih Esti Prihatini menjelaskan variasi harga per wilayah dinilai berdasarkan kemampuan bayar industri. Fleksibilitas ini juga memertimbangkan karakteristik tiap segmen pelanggan.
Untuk menjaga daya saing industri nasional, PGN menerapkan empat strategi utama dalam kebijakan harga gas pada 2025. Pertama, perusahaan menggunakan formula harga kompetitif yang memperhitungkan biaya pasokan aktual mulai dari procurement hingga distribusi gas ke pelanggan.
Kedua, mekanisme share the gain and pain diterapkan untuk menyesuaikan tarif secara fleksibel sesuai fluktuasi harga LNG global. Ketiga, PGN memberlakukan diferensiasi harga berdasarkan variasi wilayah dan karakteristik segmen industri untuk menciptakan keseimbangan pasar.
Keempat, transparansi informasi harga dijaga melalui komunikasi berkala dengan pelanggan untuk memberikan kepastian bisnis. Keempat pilar kebijakan ini dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara sustainability bisnis dan affordability bagi pelaku industri.
Implementasi strategi ini berhasil menekan fluktuasi harga gas industri rata-rata 5-7% pada semester I 2025. Namun evaluasi kebijakan juga terus dilakukan secara triwulanan bersama stakeholders terkait untuk memastikan efektivitasnya.