google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Kerek Daya Saing, Lazada Dorong Penjual Online Indonesia Adopsi AI

Advertisement

Kerek Daya Saing, Lazada Dorong Penjual Online Indonesia Adopsi AI

30 Juni 2025

 


ANTARAsatu.com | JAKARTA - Lazada mendorong para penjual online di Indonesia mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, atau AI, dalam operasional bisnis. Langkah ini pun sudah menjadi bagian dari transformasi eCommerce nasional agar tetap bersaing di tengah lanskap digital yang semakin kompetitif.


"Menerapkan AI bukan berarti hanya mengikuti arus perubahan, melainkan menjadi yang terdepan," kata Head of Business Growth and Operations Lazada Indonesia Amelia Tediarjo, Senin (30/6).


Dorongan ini bukan tanpa dasar. Studi McKinsey & Company pada 2023 mencatat bahwa bisnis berbasis AI bisa meningkatkan pendapatan hingga 15% dan menekan biaya operasional sampai 20%.


Data serupa dari PwC memperkirakan penggunaan AI bisa mendorong pertumbuhan GDP global sebesar US$15 triliun hingga 2030. Potensi ini juga relevan bagi pasar digital Indonesia.


Lazada memosisikan diri sebagai pionir penerapan AI dan GenAI di Asia Tenggara. Inisiatif mereka menyasar pelaku usaha lokal yang menjalankan bisnis secara daring.


Bersama Kantar, Lazada melakukan riset bertajuk Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara. Hasilnya, penjual Indonesia menunjukkan respons positif terhadap teknologi ini.


Sebanyak 91% responden penjual menyatakan lebih siap mengadopsi AI dalam kehidupan pribadi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tingkat kesiapan pembeli yang berada di 78%.


Riset itu juga menemukan 29% penjual online di Indonesia telah mahir mengintegrasikan AI dalam berbagai aspek operasional. Meski demikian, masih banyak pelaku usaha yang ragu terhadap manfaat jangka pendeknya.


Sebanyak 68% penjual menyuarakan kekhawatiran atas efektivitas awal penggunaan AI. Selain itu, 69% menyebut investasi awal sebagai kendala yang signifikan.


Untuk menjawab keraguan ini, Lazada pun telah merilis Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online. Panduan ini membantu penjual memahami tahapan kesiapan adopsi dan potensi pengembangannya.


Lazada membagi penjual ke dalam tiga kategori kesiapan AI. Masing-masing adalah AI Adepts (pengguna lanjutan), AI Aspirants (pengguna parsial), dan AI Agnostics (pengguna minimal).


Penjual bisa memilih strategi integrasi AI yang sesuai dengan level kesiapan mereka. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha di tengah digitalisasi.


Sejumlah fitur telah disediakan untuk mendukung integrasi tersebut. Penjual bisa mengakses Lazada Business Advisor untuk memantau tren pasar dan performa toko.


AI Smart Listing juga bisa membantu menciptakan deskripsi produk yang lebih menarik dan relevan. Fitur ini memungkinkan personalisasi konten agar sesuai preferensi pelanggan.


Penjual fesyen bahkan dapat menampilkan produknya secara visual dengan teknologi AI. Fitur ini diyakini dapat meningkatkan daya tarik dan pengalaman belanja pelanggan.


Untuk komunikasi pelanggan, tersedia Lazada IM Shop Assistant atau LISA. Alat ini mempercepat respons dan membantu pelanggan mendapat informasi akurat secara real-time.


Lazada Sponsored Solutions juga menghadirkan layanan iklan berbasis AI. Target audiens disesuaikan secara otomatis untuk mengoptimalkan anggaran promosi.


Pada sisi pelanggan, AI-Powered Skin Test dan Virtual Try-On memberi pengalaman digital yang interaktif. Fitur ini terhubung dengan chatbot Lazzie yang memberikan rekomendasi produk.