Ilustrasi.
ANTARAsatu.com | MEDAN - Sejumlah indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan pelemahan dan memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed). Kondisi ini diperkirakan menjadi sentimen positif bagi IHSG dan harga emas dalam waktu dekat.
Ekonom UISU, Gunawan Benjamin, menilai pelemahan beruntun pada data ekonomi AS semakin memperbesar peluang penurunan suku bunga The Fed.
"Pelemahan ekonomi AS memperbesar peluang penurunan suku bunga, sehingga menjadi sentimen positif bagi emas dan IHSG," ujarnya, di Medan, Rabu (26/11).
Data terbaru menunjukkan turunnya indeks kepercayaan konsumen AS pada November menjadi 88,7. Meski inflasi produsen tumbuh 0,3% secara bulanan di September dan masih sesuai ekspektasi.
Namun serapan tenaga kerja sektor swasta (ADP employment change) mencatatkan kontraksi. Penjualan ritel AS juga tumbuh lebih rendah dari estimasi, yakni 0,2%.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga turut mengangkat bursa saham di AS dan Asia. IHSG mengikuti arah positif tersebut dan dibuka menguat di level 8.533 pada awal perdagangan.
Namun Rupiah justru bergerak melemah tipis ke 16.665 per dolar AS pada sesi pagi. Rupiah diproyeksikan bergerak pada rentang 16.630 hingga 16.670 hari ini.
Seiring pelemahan imbal hasil US Treasury dan USD Index yang memberi ruang penguatan bagi mata uang domestik. Di sisi komoditas, harga emas dunia menguat ke US$ 4.165 per troy ounce.
Terdorong ekspektasi penurunan suku bunga AS. Harga emas domestik juga stabil di kisaran Rp 2,24 juta per gram dan berpotensi menguat sepanjang sesi perdagangan.
