google.com, pub-7586912727531913, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Emas Tembus US$4.224, Diperkuat Spekulasi Pemangkasan Bunga The Fed

Advertisement

Emas Tembus US$4.224, Diperkuat Spekulasi Pemangkasan Bunga The Fed

05 Desember 2025

 

Ilustrasi.


ANTARAsatu.com | MEDAN - Harga emas dunia berhasil menembus level US$4.224 per ons troy (sekitar Rp 2,27 juta per gram) pada perdagangan Jumat (5/12). Penaikan harga didorong oleh spekulasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan momentum rebound teknikal setelah tekanan di sesi pagi.


Bersamaan dengan itu, nilai tukar Rupiah menguat tipis ke level Rp 16.635 per Dolar AS. Penguatan ini mendapatkan ruang dari pelemahan Indeks Dolar AS (DXY) yang turun ke kisaran 98,98 di sesi perdagangan Asia.


Menurut Gunawan Benjamin, Ekonom dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), ada faktor fundamental yang mendorong Rupiah.


"Data cadangan devisa yang mengalami penguatan menjadi US$150,1 miliar pada bulan November turut menjadi katalis positif bagi penguatan Rupiah," jelasnya.


Namun, Benjamin menambahkan bahwa sentimen positif dari data devisa tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong pasar saham. Data cadangan devisa menjadi satu-satunya katalis yang berpengaruh terhadap kinerja IHSG dan Rupiah.


Namun sayangnya data tersebut tidak membuat IHSG mampu ditutup di zona hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terkoreksi tipis 0,09% ke level 8.632,71.


Koreksi ini didorong oleh pelemahan sejumlah saham blue-chip seperti BBRI, BUMI, ASII, BMRI dan TINS. Pasar saham secara keseluruhan relatif datar karena pelaku pasar lebih memilih sikap wait and see (menunggu dan melihat) jelang keputusan kebijakan moneter penting yang dijadwalkan pada pekan depan.